Bulan Maret dan April 2021 menjadi bulan yang istimewa bagi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kenapa? karena di tanggal 7 Maret merupakan peringatan 32 tahun bertahta dan di 2 April merupakan ulang tahun ke-75 tahun Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Ada serangkaian kegiatan yang digelar Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk menandai momentum tersebut. Diantaranya:

  • 2 April 2021 : Pembukaan pameran temporer “Bojakrama: Jamuan Kenegaraan Keraton Yogyakarta” dengan pementasan Beksan Kuda Gadhingan secara online pukul 19.00 WIB di youtube channel Kraton Jogja.
  • 2 April – 27 Juni 2021 : Pameran temporer bertema “Bojakrama: Jamuan Kenegaraan Keraton Yogyakarta” di Komplek Kedhaton Keraton Yogyakarta.
  • 10 April : Pementasan Yasan Dalem Enggal; Bedhaya Mintaraga pukul 20.00 WIB disiarkan secara langsung melalui livestreaming di youtube channel Kraton Jogja.

Pameran temporer “Bojakrama: Jamuan Kenegaraan Keraton Yogyakarta” ini menyuguhkan berbagai koleksi peralatan makan dan minum yang digunakan untuk jamuan, informasi mengenai jamuan, hingga aturan protokoler yang diterapkan dalam jamuan.

Pasca pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792), tradisi jamuan di Yogyakarta ini terus berkembang. Puncaknya pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII yang ditandai dengan munculnya istilah rijsttafel, atau sajian makan nasi yang dihidangkan secara spesial. Berbagai sajian dalam jamuan tidak terbatas pada kuliner maupun kudapan, tetapi juga protokol yang menyertainya. Dahulu sering diadakan jamuan bergaya Eropa di Bangsal Manis dengan menu ala barat disertai dengan seni pertunjukan sebagai bagian ritual kenegaraan.

Setidaknya ada sekitar 60 set koleksi peralatan makan dan minum yang terbuat dari perak, perselin hingga kristal yang diperlihatkan di pameran ini. Selain itu ada pula cerita mengenai perjamuan kenegaraan di Keraton Yogyakarta yang digambarkan dengan foto dan ilustrasi sebagai pelengkap.

Pembukaan pameran temporer Bojakrama ini dilakukan secara live di youtube channel Kraton Jogja pada tanggal 2 April 2021 mulai pukul 18.30 WIB. Diawali dengan pidato sambutan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, pemutaran video proses persiapan pameran Bojakrama dilanjutkan dengan penampilan Beksan Kuda Gadhingan.

Pameran temporer Bojakrama yang digelar mulai 2 April hingga 27 Juni 2021 ini dibuka setiap hari Selasa sampai Minggu mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00 WIB. Untuk bulan puasa nanti dibuka hari Jumat hingga Minggu mulai pukul 11.00 hingga 17.00 WIB. Adapun HTM Rp 20.000 untuk setiap pengunjung.

Beberapa agenda edukasi pameran Bojakrama juga digelar diantaranya Sudut Kurator, Virtual Tour, Workshop Minum Teh, serta Pentas Musikan Mandalasana.

Agenda Sudut Kurator ini membahas mengenai koleksi perlengkapan makan dan minum di Keraton Yogyakarta. Sudut Kurator digelar secara daring via zoom di tanggal 20 Maret, 27 Maret, 3 April, dan 10 April pada pukul 14.30 WIB.

Agenda Virtual Tour mengajak penonton berkeliling ke tempat tempat penting yang pernah digunakan untuk perjamuan di Keraton Yogyakarta. Virtual Tour akan digelar tanggal 24 April, 22 Mei dan 26 Juni 2021.

Agenda Workshop Minum Teh digelar tanggal 21 Mei 2021 dimana setiap peserta yang mengikuti akan dikirimkan teh dan berinteraksi secara langsung melalui zoom meeting.

Agenda Pentas Musikan Mandalasana digelar tanggal 21 Mei 2021 dan akan disiarkan melalui youtube channel Kraton Jogja.

Sedikit gambaran mengenai Bedhaya Mintaraga, karya baru Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bedhaya ini dibilang sangat istimewa karena diilhami dari Serat Lenggahing Harjuna yang ditulis langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bedhaya Mintaraga ini akan dipertunjukan pertama kali pada tanggal 10 April 2021 dalam puncak acara peringatan ulang tahun ke-75 Sri Sultan Hamengku Buwono X sekaligus kenaikan takhta ke-32 berdasarkan tahun masehi.

Bedhaya ini utamanya akan diiringi Gendhing Danasmara. Sementara pembukaannya akan menggunakan Gendhing Gati Retnadi dan Gati Surendra. Semuanya menggunakan Laras Slendro Pathet Sanga.

Nama Mintaraga diambil dari tokoh peayangan Raden Harjuna saat sedang bertapa. Bedhaya Mintaraga akan dibawakan oleh 9 penari. Penari yang berada di posisi paling tengah (jangga) akan memerankan Raden Harjuna. Sementara 8 penari lainnya memerankan tokoh 8 istri Raden Harjuna, yakni Sembadra, Larasati, Srikandi, Lestari, Palupi, Manohara, Dresanala, dan Supraba.

Pemilihan nama Mintaraga tak lepas dari ajaran mesu budi yang dapat diartikan sebagai usaha mengendalikan hawa nafsu, baik fisik maupun psikis. Raden Harjuna bertapa untuk memenuhi darma ksatria dalam tugas melindungi rakyat. Kehadiran 8 istri Raden Harjuna dalam bedhaya ini sesungguhnya mengandung berbagai ajaran ksatria yang melekat pada sang manusia sejati.

Adapaun Sembadra merupakan simbol pencerahan dan kekuatan; Larasati sebagai simbol penyatuan cipta, rasa dan karsa agar hidup menjadi selaras; Srikandi sebagai simbol kebaikan, keluhuran, dan kebenaran; Lestari sebagai simbol kekuatan manusia; Palupi sebagai simbol cinta kasih kepada sesama manusia; Manohara sebagai simbol keteguhan hati manusia; Dresanala sebagai simbol kecerdasab dan penguasaan batin; serta Supraba sebagai simbol kewibawaan.

Dengan berbagai nilai tersebut, Bedhaya Mintaraga ingin mengisahkan tentang Raden Harjuna beserta 8 istrinya yang melambangkan kekuatan dari dirinya. Karakter dan sifat yang berbeda beda dari 8 istri Raden Harjuna tersebut justru menjadi kekuatan yang saling melengkapi.

Busana yang digunakan dalam bedhaya ini nantinya akan menggunakan kampuh dengan riasan paes ageng. Yang membedakan dengan bedhaya pada umumnya, masing masing penari akan mengenakan kampuh dengan motif berbea beda menyesuaikan karakter tokoh yang diperankan.

Dalam pentas perdana nanti terdapat 2 kelompok (rakit bedhaya) yang menari secara bersamaan. Rakit pertama akan menari di Kagungan Dalem Bangsal Kencana Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan busana kampuh. Rakit kedua akan menari di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti dengan mengenakan busana rompen.

Pementasan rakit pertama tertutup untuk umum, namun demikian agar masyarakat bisa menyaksikan jalannya pertunjukan, rakit kedua akan disiarkan secara live di youtube Kraton Jogja pada waktu yang sama, 10 April 2021 pukul 20.00 WIB.