Setidaknya 700 pengrawit atau pemain gamelan dari 28 kelompok karawitan memainkan instrumen gamelan secara bersamaan saat Gaung Gamelan – Opening Ceremony Yogyakarta Gamelan Festival #28 di Stadion Kridosono Yogyakarta, Minggu (20/8) sore sekitar pukul 16.30 WIB.

Prosesi Opening Ceremony Yogyakarta Gamelan Festival #28 (YGF28) sendiri dibuka secara langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan dihadiri oleh sejumlah pejabat diantaranya Kajati DIY Ponco Hartanto, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Joko Purnomo, Danlanal Yogyakarta Kolonel Laut Devi Erlita, Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi.

“Kami yang berdiri di sini bukan semuanya pengrawit yang bisa memainkan gamelan, kami di sini hadir sebagai satu kesatuan sepakat gamelan adalah semangat yang kami bawa sekarang untuk bisa berkontribusi dalam peradaban dunia saat ini,” kata Ari Wulu saat sambutan pembukaan.

Gaung Gamelan sendiri merupakan salah satu program dari YGF28 sebagai bentuk kontribusi merayakan gamelan sebagai warisan budaya tak benda ke-12 yang dimiliki Indonesia dan sudah ditetapkan pada 15 Desember 2021 oleh Unesco, yang ditabuh tanpa amplifikasi elektrik. Harapannya, dengung dan suara gamelan bisa mencapai seluruh penjuru semesta dan menyadarkan manusia serta mengandung doa setelah melewati dua tahun pandemic Covid-19.

“Kami berterima kasih atas kerja sama Pemprov DIY dan komunitas, spirit Gamelan mampu menyatukan semua, mampu berkolaborasi,” kata Dian Laksmi Pratiwi selaku Kepala Dinas Kebudayaan DIY.

Gaung Gamelan ini melibatkan setidaknya 700 pengrawit dari 28 Kelompok Karawitan dan berasal dari 22 kelurahan yang sudah mendapat bantuan hibah gamelan perunggu. Seluruh Pengrawit memainkan dua gending, yakni Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo dan Ladrang Santi Mulya.

Daftar Penampil Gaung Gamelan YGF28

  1. Komunitas Gayam16
  2. Kalurahan Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta
  3. Kalurahan Terban, Gondokusuman, Yogyakarta
  4. Kalurahan Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
  5. Kalurahan Trimurti, Srandakan, Bantul
  6. Kalurahan Panggungharjo, Sewon Bantul
  7. Kalurahan Sabdodadi, Bantul, Bantul
  8. Kalurahan Gilangharjo, Pandak, Bantul
  9. Kalurahan Seloharjo, Pundong, Bantul
  10. Kalurahan Triwidadi, Pajangan, Bantul
  11. Kalurahan Wedomartani, Ngemplak, Sleman
  12. Kalurahan Margoagung, Seyegan, Sleman
  13. Kalurahan Sendangagung, Minggir, Sleman
  14. Kalurahan Banyurejo, Tempel, Sleman
  15. Kalurahan Sinduharjo, Ngaglik, Sleman
  16. Kalurahan Girikerto, Turi, Sleman
  17. Kalurahan Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo
  18. Kalurahan Putat, Patuk, Gunung Kidul
  19. Kalurahan Tuksono, Sentolo, Kulon Progo
  20. Kalurahan Bangunkerto, Turi, Sleman
  21. Kalurahan Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo
  22. Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunung Kidul
  23. Kalurahan Giripurwo, Purwosari, Gunung Kidul
  24. Canda Nada Art Community
  25. Pradangga Sawokembar
  26. Formatasindo
  27. Padmasangita
  28. Karawitan Tunjung Jene UGM
  29. Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa
  30. Omah Cangkem

Sementara Sri Sultan HB X mengatakan bahwa YGF28 bukan sekadar pentas seni, YGF akan mengajak untuk memasuki momentum pembelajaran hidup melalui harmonisasi irama yang dilakukan dengan merenungkan makna mendalam dibalut orkestrasi gamelan.

“Yang sejatinya merupakan gambaran perjalanan luar biasa, yang menghubungkan jiwa dalam simpul keindahan, slendro pelog mengajarkan keselarasan hidup,” ucap Sultan HB X.

Menurut Sri Sultan HB X, Ladrang menceritakan kisah alam bawah sadar mengajak menggali makna dalam nada yang meliuk. Gamelan bukan sekadar alat musik, tetapi penjelajah jiwa yang membawa kepada meditasi. Sementara, karawitan merujuk pada kelembutan perasaan yang terukir dalam seni gamelan, begitu pula kehidupan yang seharusnya mengilhami harmoni keberagaman.

Prosesi pembukaan Gaung Gamelan dimulai dengan Sultan HB X melepaskan burung perkutut jawa yang merupakan fauna identitas Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 385 Tahun 1992.

Kemeriahan Gaung Gamelan semakin terasa dengan stan kuliter dan kerajinan di sekitar area pertunjukan. Stan ini menghadirkan aneka camilan, antara lain menu angkringan, kacang rebus, jagung rebus, wedang ronde, sate kere, dan sebagainya. Dan agenda Gaung Gamelan ditutup dengan pertunjukan Wayang Kulit dengan lakon Pandu Jumeneng Ratu oleh dalang Ki Edi Soewondo.

YGF28 sendiri digelar selama satu minggu mulai 20 Agustus sampai 26 Agustus 2023 dengan agenda:

  • Gaung Gamelan 20 Agustus 2023 di Stadion Kridosono
  • Rembug Budaya 22 Agustus 2023 di IFI-LIP
  • Lokakarya 23 Agustus 2023 di Gayam16
  • Gamelan Dinner 23 Agustus 2023 di Pendopo Royal Ambarrukmo
  • Konser Gamelan 24-26 Agustus 2023 di Plaza Pasar Ngasem