Nitilaku adalah pawai budaya dari Kraton Yogyakarta menuju Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada. Peristiwa ini menjadi moment peringatan dan simbolisasi perjalanan sejarah UGM yang berawal dari semangat perjuangan bangsa Indonesia yang awal kelahiranya bertempat di Keraton Yogyakarta yang kemudian berpindah ke Bulaksumur, hingga sekarang.

Penyelenggaraan Nitilaku tahun 2020 yang juga menjadi moment peringatan Dies Natalis ke-71 Universitas Gadjah Mada, merupakan bukti KAGAMA untuk almameter dan bangsa Indonesia, membagikan inspirasi dan spirit perjuangan dan pengabdian Universitas Gadjah Mada kepada bangsa Indonesia dan kemanusiaan. Atas dasar ini, tahun ini Pengurus Pusat KAGAMA dengan bangga mempersembahkan Nitilaku dengan bertajuk Nitilaku Virtual Tahun Kembar.

Berbeda dari tahun sebelumya, pelaksanaan Nitilaku tahun ini mengalami penyesuaian bentuk dan teknis yang berpegang pada penerapan protokol kesehatan. Rangkaian acara mulai dari pawai, pertunjukan seni budaya, dan keterlibatan peserta akan diselenggarakan secara virtual pada tanggal 13 Desember 2020 mulai pukul 07.00-10.00 WIB melalui kanal media sosial instagram: @nitilaku_ugm, facebook: Nitilaku UGM, Youtube: Nitilaku UGM dan KAGAMA Channel.

Konsep kegiatan Nitilaku ini menghadirakan bentuk sinergi 5K yaitu Kampus (sebagai basis pengembangan ilmu-teori), Keraton, Kampung (sebagai basis pengembangan budaya-praksis), Komunitas dan Korporasi dalam kerangka ke-Bhineka Tunggal Ika-an dan keilmuan kontekstual. Sinergi 5K tersebut akan hadir sebagai elemen acara dan memperlihatkan perwakilan-perwakilan yang bisa menunjukan relasi dan kontribusi masing-masing dalam mewujudkan spirit nilai-nilai Universitas Gadjah Mada yakni Perjuangan, Kebangsaan, Pancasila yang berkebudayaan.

“Relasi antara Kampus, Kampung, kemudian ada Komunitas, ada Korporasi, ini menurut saya sesuatu yang sangat luar biasa. Jadi kalo kita bicara, Kraton tentu sesuatu yang tidak bisa kita lupakan. Untuk Gadjah Mada, Untuk Kagama. Dan hari ini, Kagama ingin memberikan sesuatu kepada bangsa, kepada negara, kepada masyarakat.” kata Bapak Ganjar Pranowo yang turut hadir dalam jumpa pers secara virtual, siang tadi.

Pun dalam napak tilas boyongan UGM dari Keraton Yogyakarta menuju Bulaksumur yang tidak hanya semata-mata bertujuan untuk nostalgia peristiwa sejarah saja. Hal yang lebih penting adalah melihat kembali, merayakan, dan mengambil inspirasi dari sinergi 5K sebagai modal sosial yang tangguh untuk menghadapi berbagai tantangan di masa kini dan masa depan, terutama tantangan menghadapi pandemi Covid-19.

Sementara Sekertaris Panitia Dies Natalis ke-71 UGM, Ibu Wiwit Wijayanti menyampaikan tema Dies Natalis ke-71 UGM adalah Ketangguhan Modal Sosial Indonesia Melawan Pandemi Covid19 Untuk Masa Depan Bangsa. “Ada hal positif yang muncul dalam masa pandemi saat ini, bagaimana nilai-nilai budaya Indonesia kini menguat kembali, seperti gotong royong, empati yang sangat besar dengan sekitarnya. Ini yang kita maknai sebagai modal sosial masyarakat kita yang nantinya ketika masa pandemi ini berakhir, ini harus terus kita jaga untuk masa depan bangsa.”

Universitas Gadjah Mada sendiri lahir dari gotong royong dan rasa tanggung jawab bersama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa di masa krisis perang kemerdekaan. Pada proses perkembangannya tumbuh dengan memelihara kepekaan yang tinggi pada berbagai persoalan bangsa dengan ketulusan untuk hadir sebagai solusi. Tentu hal itu tidak dilakukan oleh semata-mata oleh civitas kampus UGM. Modal sosial yang tumbuh membentuk sinergi kolektif dari berbagai elemen, baik yang berdasar pada semangat kebangsaan, semangat kemanusiaan, dan kesadaran sebagai bagian masyarakat global.

Di masa pandemi ini, Peneliti dari UGM telah memberikan kontribusi dengan rancangtan ventilator sebagai alat kesehatan yang vital bagi orang yang membutuhkan, terutama untuk pasien terpapar covid19. Selain itu UGM juga telah melakukan serah terima teknologi alat deteksi covid19 melalui embusan nafas yang diberi nama GeNose kepada Kemenristek. Banyak pula alumni dan aktivis mahasiswa yang kemudian bersinergi dengan masyarakat kampung dan korporasi untuk bahu membahu melawan dampak pandemi di berbagai bidang, terutama bidang kesehatan, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan ketahanan budaya.

Atas dasar ini pula , Nitilaku tahun 2020 mengambil bentuk daring, sebagai respon atas segala tantangan yang datang di tahun 2020. Nitilaku bukan semata-mata menjadi peringatan dan nostalgia tetapi menjadi satu titik untuk merayakan bakti KAGAMA kepada UGM dan juga sinergi bersama, sekaligus menarik inspirasi dari nilai nilai perjuangan yang diwariskan pendahulu untuk selalu teguh menghadapi berbagai tantangan di masa kini dan masa depan.

Untuk update informasi tentang gelaran Nitilaku Virtual Tahun Kembar bisa follow official account instagram @nitilaku_ugm.